Minggu, 10 Februari 2013

Analisa Kemiskinan Partisipatif (AKP) Warmis (I)

Ibu-ibu Faktor Penting Peningkatan Kesejahteraan
Adapun kegiatan AKP Warmis berupa Focussed Group Discussion yang diwakili sekitar 20 s/d 25 orang, yang mana kriterianya adalah sebagai berikut : ber_KTP Solo, minimal sudah 5 tahun bertempat tinggal, minimal menerima 2 program pengentasan kemiskinan ( salah satu syarat utamanya adalah penerima raskin ). Selain identifikasi peserta yang menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan, satu hal yang tak kalah penting dalam pelaksanaan AKP Warmis yaitu mendatangi rumah si calon peserta AKP Warmis berikut menjelaskan maksud & tujuan mereka diundang/dihadirkan dalam satu FGD yang juga dengan klarifikasi calon peserta kepada RT/RW setempat ( harapan agar peserta FGD AKP Warmis tidak salah sasaran ).

Dalam proses AKP Warmis di Gedung Serba Guna Pamrih, Kelurahan Sewu pada hari Rabu, 06 Februari 2013 yang dimulai pada pukul 19.00 WIB dengan agenda “Penggalian Masalah & Manfaat Program Layanan Pemerintah Terkait 5 Hak Dasar” berjalan dengan baik. Animo warga (si miskin) dalam menggali persoalan yang ada cukup tinggi & dinamis, artinya forum berjalan dengan hidup. Berikut beberapa point yang muncul dalam proses diskusi, misalnya sebagai berikut :

Soal PKMS- Masyarakat sewu rata - rata mendapat SILVER @ Rp 2.000.000,-, untuk penyakit dalam  masyarakat miskin sering tombok sendiri. Harapannya dapat menjadi PERDA sehingga bisa berlanjut terus tidak hanya sekedar program pendek Walikota sekarang, Raskin- Masih BAGITO, masih ada masyarakat yang “memiskinkan diri” agar mendapat raskin, tidak tepat sasaran, kualitas beras jelek, beras dijual lagi dan uangnya untuk dibelikan beras dengan  kualitas yang lebih baik.

BPMKS- ada PERDA yang bisa menjadi payung hukum,, ortu tidak mendapat informasi yang lengkap dari sekolah, pengelolaan tidak transparan, mekanisme antar sekolah tidak sama,  komite sekolah belum fair dalam memberikan informasi dan dukungan.

Ekolir PNPM ( Usaha ekonomi kecil di 4 RW kurang modal )- pendataan tidak valid, kekurangan modal di alami semua RW, kurangnya akses informasi bantuan modal dari Dinas  terkait, besaran  modal kurang, persyaratan pengajuan bantuan yang sulit.

Penduduk miskin ( penduduk miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup bergantung pada RENTENIR )- terjadi di semua RW, meminjam rentenir untuk kebutuhan konsumtif dan mendadak.

Serapan Tenaga Kerja- tidak semua home industry di Sewu mampu  menyerap SDM/ pengangguran, peluang kerja yang disediakan memang sedikit, kualitas SDM/ perkerja tidak memenuhi standar yang diterapkan pabrik sekitar Sewu.
(BChrist)

Pengangguran (ada di 4 RW, kenakalan  remaja)- pengangguran merata di semua RW, tidak ada pendampingan atau  magang setelah pelatihan yang diberikan  pemerintah, perlu pelatihan soft skill dan modal & pendampingan, minim peluang pekerjaan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites