Dalam negara berkembang apalagi negara yang masuk dalam “zona miskin” persoalan yang dialami tentunya sangat berbeda dengan negara – negara “yang dianggap sudah maju/modern” salah satunya soal kemiskinan. Dalam negara berkembang atau negara miskin, masalah kemiskinan merupakan salah satu “menu utama” yang wajib segera dicari penyebab serta solusinya.
Berangkat dari hal tersebut, bermacam – macam cara dilakukan untuk segera dapat menanggulangi masalah kemiskinan. Model yang sedang dilakukan pada dekade terakhir ini adalah “partisipatif”. Dimana public lebih banyak diikut sertakan porsinya dalam memetakan, melihat maupun mengeksplorasi problematika yang dihadapi (terkait dengan masalah kemiskinan). Publik dirasa perlu diberi ruang dalam memposisikan dirinya (memotret segala persoalan yang melekat), kemudian dari hasil tersebut akan digunakan sebagai bahan dasar, instansi maupun pihak terkait dalam membuat kebijakan dalam pengentasan kemiskinan.
Fasilitasi Forum Juga Menjadi Tugas Penting |
Tugas dari seorang faskel dalam konteks ini menjadi sangat vital, karena selain memobilisir calon peserta (tentunya berkoordinasi dengan Tim Inti), ia juga sebagai “jembatan hidup” dilapangan saat bertemu dengan segenap stakeholders yang ada saat harus berbicara apa itu RPJMKel. Selain itu juga menjadi salah satu motor penggerak/mobilisator calon peserta dalam proses serta tahapan pembuatan dokumen RPJMkel. Tentunya tidaklah mudah ketika bertemu dengan masyarakat berikut harus menjadi corong suatu program yang baru ( RPJMKel ).
Membangun kepercayaan kepada masyarakat serta meyakinkan mereka akan pentingnya AKP merupakan langkah yang harus dilalui. Karena RPJMKel bagi masyarakat merupakan “menu asing” yang disuguhkan ditengah – tengah hiruk pikuk menu wajibnya selama ini, yaitu MUSRENBANG.
(By BChrist)
0 komentar:
Posting Komentar